Kamis, 02 Desember 2010

Peristiwa III

Peristiwa III: Kejadiannya saya alami pada awal bulan Ramadhan. Saya lupa tanggal bulan dan tahunnya, tetapi yang saya ingat peristiwa itu terjadi persis awal bulan puasa. Tepat usai berbuka puasa, saya ke luar rumah dengan naik sepeda angin. Saya menuju Hotel Restu karena saya mencari saudara saya. Hotel ini letaknya tidak jauh dari rumah saya. Karena saudara saya yang saya cari tidak saya temukan, saya kemudian beranjak menuju ke Hotel Rantina. Hotel Rantina ini letaknya tidak jauh pula dari rumah saya dan tidak jauh dari Hotel Restu. Namun begitu, untuk menuju ke Hotel Rantina saya harus menyeberang jalan raya. Sekali lagi, saat itu jalanan masih sepi. Saya melihat ada sebuah kendaraan roda empat dari arah belakang saya. Karena itu saya tidak langsung menyebarang jalan tetapi saya berhenti tepat di garis line pembagi arah jalan. Sekali lagi, saya tepat berhenti di tengah jalan tepat di line garis pembagi arah jalan karena memberi kesempatan kepada mobil dari arah belakang saya tadi untuk melaju dulu. Pikir saya saat itu, selesai mobil saya beri kesempatan melaju lebilh dulu saya baru kemudian menyeberang.
Tetapi saya keliru. Mobil yang saya beri kesempatan melaju ternyata justru maju mengarah tepat berada saya berdiri dengan bersandar di sepeda angin. Saya membelakangi mobil itu, tetapi saya bisa melihat bahwa mobil itu benar-benar mengarah ke arah saya. Saya bisa melihat dari sorot lampu mobil itu yang ternyata tidak dibelokkan agar tidak mengarah ke pada saya. Perasaan saya berkata agar mobil itu dibelokkan oleh sopirnya agar tidak mengarah ke saya. "Cepat belokkan mobilmu, karena kalau tidak kamu belokkan pasti akan menabrak saya", begitu pikir saya itu.
Entah mengapa mobil itu tetap saja melaju mengarah ke saya. "Cepat, cepat, cepat belokkan mobilmu karena kalau tidak kamu belokkan pasti menabrak saya", sekali lagi perasaan saya berkata begitu. Saya tidak membalikkan wajah karena itu saya hanya tahu sorot mobil itu dari arah belakang saya. Tidak lama kemudian setelah perasaan saya berharap agar mobil itu dibelokkan arahnya dari saya, kecelakaanpun terjadi. Brak!!! Tidak lama kemudian, saya sudah tidak ingat apa-apa lagi. Yang saya tahu, saya tiba-tiba berada di tempat yang tenang. Tempat yang baru saja saya kunjungi itu berawan, tidak panas namun juga tidak dingin. Tempat itu sejuk, menentramkan, sejahtera, sentosa, aman, damai, dan....sejuk. Saya saat itu sedang posisi duduk sambil menekuk lutut atau kalau dalam sholat disebut duduk diantara sujud.
Angin semilir membawa saya terbang melihat awan putih bersih, dan sangat indah menakjubkan. Saya sempat terbuai terbawa angin itu karena hembusanya yang sangat menyenangkan karena tidak berhembus kencang. Saya mengikuti saja terbawa arus angin lembut itu. Namun setelah beberapa saat saya dibelai angin lembut itu, kesadaran saya muncul. Saya kemudian bertanya kepada diri sendiri, ini alam apa yang kok indah sekali. Begitu selesai bertanya pada diri sendiri, mendadak saya terbangun dan sudah berada di rumah sakit. Saya merasakan kesakitan yang amat sangat ketika berada di rumah sakit. Keadaan itu ternyata berbeda dengan keadaan saat saya berada di awan. Di atas awan saya merasakan hal yang sangat menyenangkan, tetapi berada di rumah sakit saya merasakan tubuh saya sakit sekali. Rupa-rupanya saya telah mengalami kecelakaan, dan dalam insiden tersebut saya mengalami tidak sadarkan diri hingga beberapa waktu. Ya Allah terimakasih atas pemberianMu kesempatan hidup lagi kepadaku.....

Tidak ada komentar:

Posting Komentar