Peristiwa I:
Peristiwa II:Saya mengalaminya pada pertengahan bulan Ramadhan, saya lupa tahunnya. Tetapi belum melebihi 3 tahun yang lalu. Seperti hari-hari biasanya pada bulan Ramadhan, usai melaksanakan berbuka dan sholat maghrib saya tetap duduk karena nonton acara televisi. Tepat pada hari ke 15, saya hari itu usai berbuka puasa tidak menonton tv. Seperti ada yang mengajak, saya ke luar rumah. Saya duduk di bangku di depan rumah. Seperti ada yang menyuruh, saya kemudian mengadahkan kepala saya ke arah langit. Subhanallah! Tidak lama setelah saya memandang langit, di langit ada pemandangan yang berbeda, bintang-bintang berjalan ke segala arah! Semula saya mengira kejadian itu peristiwa biasa saja yakni bintang pindah/ dari arah atas ke bawah atau yang biasa orang jawa disebut bintang ngaleh. Ternyata, bukan hanya satu saja bintang yang berjalan ke segala arah. Banyak bintang berjalan ke segala arah bahkan diantaranya ada yang saling bertabrakan. Ketika bertabrakan, bintang yang mengalami tabrakan itu mengeluarkan cahaya 2 kali lebih terang dari pada biasanya. Karena banyak bintang yang berjalan, saya menjadi merinding. Pikir saya dan dalam hati saya mengatakan, jangan-jangan ini pertanda akan adanya kiamat. Sungguh saya ngeri melihat bintang-bintang banyak berjalan. Karena saya seorang diri, lalu saya memanggil istri saya. Sambil berbisik, dari luar rumah dia saya panggil agar ke luar rumah. Dan setelah ke luar rumah, sambil berbisik pula dia saya suruh menengok ke atas. Ternyata dia pun melihat peristiwa ghaib itu. Artinya, sekarang ada dua orang yang menyaksikan keajaiban itu. Dan ternyata pula istri saya juga ketakutan. Dengan lirih dia bertanya kepada saya, peristiwa apa ini? Sejenak setelah dia bertanya, bintang-bintang kemudian berhenti dari perjalanannya. Saya tunggu hingga beberapa menit lagi. Karena tidak jalan lagi, saya mengajak istri saya masuk ke rumah. Di dalam rumah istri saya masih bertanya lagi kepada saya tentang peristiwa tersebut. Karena sayapun tidak mengetahui gejala alam apa itu, saya bilang seenaknya kepada istri saya bahwa hal itu cuma biasa saja karenanya tidak usah dipikirkan. Padahal yang terjadi di kepala saya, saya memikirkan peristiwa tersebut. Beberapa hari kemudian, tidak lama saya kedatangan beberapa tamu yang mencari tempat kos. Alhamdulillah, saya berterima kasih kepada Allah, karena setelah bisa mendapatkan kesempatan menyaksikan keajaiban malam pada bulan Ramadhan itu, saya mendapatkan rejeki yakni kedatangan orang yang berkenan kos di rumah saya. Saya terima mereka, semuanya berjumlah tujuh orang. Mereka semua laki-laki, sudah pada dewasa/tua karena sudah pensiun dari pekerjaannya. Mereka bertempat tinggal sementara di rumah saya karena dipekerjakan lagi di lingkungan PLTU Rembang. Mereka semua bertabiat baik kepada saya, bahkan sangat baik karena mau memperhatikan bahkan simpati kepada nasib hidup saya. Mereka mau membantu perekonomian saya. Ya Allah saya berterimakasih padaMu.
Peristiwa II:Saya mengalaminya pada pertengahan bulan Ramadhan, saya lupa tahunnya. Tetapi belum melebihi 3 tahun yang lalu. Seperti hari-hari biasanya pada bulan Ramadhan, usai melaksanakan berbuka dan sholat maghrib saya tetap duduk karena nonton acara televisi. Tepat pada hari ke 15, saya hari itu usai berbuka puasa tidak menonton tv. Seperti ada yang mengajak, saya ke luar rumah. Saya duduk di bangku di depan rumah. Seperti ada yang menyuruh, saya kemudian mengadahkan kepala saya ke arah langit. Subhanallah! Tidak lama setelah saya memandang langit, di langit ada pemandangan yang berbeda, bintang-bintang berjalan ke segala arah! Semula saya mengira kejadian itu peristiwa biasa saja yakni bintang pindah/ dari arah atas ke bawah atau yang biasa orang jawa disebut bintang ngaleh. Ternyata, bukan hanya satu saja bintang yang berjalan ke segala arah. Banyak bintang berjalan ke segala arah bahkan diantaranya ada yang saling bertabrakan. Ketika bertabrakan, bintang yang mengalami tabrakan itu mengeluarkan cahaya 2 kali lebih terang dari pada biasanya. Karena banyak bintang yang berjalan, saya menjadi merinding. Pikir saya dan dalam hati saya mengatakan, jangan-jangan ini pertanda akan adanya kiamat. Sungguh saya ngeri melihat bintang-bintang banyak berjalan. Karena saya seorang diri, lalu saya memanggil istri saya. Sambil berbisik, dari luar rumah dia saya panggil agar ke luar rumah. Dan setelah ke luar rumah, sambil berbisik pula dia saya suruh menengok ke atas. Ternyata dia pun melihat peristiwa ghaib itu. Artinya, sekarang ada dua orang yang menyaksikan keajaiban itu. Dan ternyata pula istri saya juga ketakutan. Dengan lirih dia bertanya kepada saya, peristiwa apa ini? Sejenak setelah dia bertanya, bintang-bintang kemudian berhenti dari perjalanannya. Saya tunggu hingga beberapa menit lagi. Karena tidak jalan lagi, saya mengajak istri saya masuk ke rumah. Di dalam rumah istri saya masih bertanya lagi kepada saya tentang peristiwa tersebut. Karena sayapun tidak mengetahui gejala alam apa itu, saya bilang seenaknya kepada istri saya bahwa hal itu cuma biasa saja karenanya tidak usah dipikirkan. Padahal yang terjadi di kepala saya, saya memikirkan peristiwa tersebut. Beberapa hari kemudian, tidak lama saya kedatangan beberapa tamu yang mencari tempat kos. Alhamdulillah, saya berterima kasih kepada Allah, karena setelah bisa mendapatkan kesempatan menyaksikan keajaiban malam pada bulan Ramadhan itu, saya mendapatkan rejeki yakni kedatangan orang yang berkenan kos di rumah saya. Saya terima mereka, semuanya berjumlah tujuh orang. Mereka semua laki-laki, sudah pada dewasa/tua karena sudah pensiun dari pekerjaannya. Mereka bertempat tinggal sementara di rumah saya karena dipekerjakan lagi di lingkungan PLTU Rembang. Mereka semua bertabiat baik kepada saya, bahkan sangat baik karena mau memperhatikan bahkan simpati kepada nasib hidup saya. Mereka mau membantu perekonomian saya. Ya Allah saya berterimakasih padaMu.
Kamis, 02 Desember 2010
Peristiwa III
Peristiwa III: Kejadiannya saya alami pada awal bulan Ramadhan. Saya lupa tanggal bulan dan tahunnya, tetapi yang saya ingat peristiwa itu terjadi persis awal bulan puasa. Tepat usai berbuka puasa, saya ke luar rumah dengan naik sepeda angin. Saya menuju Hotel Restu karena saya mencari saudara saya. Hotel ini letaknya tidak jauh dari rumah saya. Karena saudara saya yang saya cari tidak saya temukan, saya kemudian beranjak menuju ke Hotel Rantina. Hotel Rantina ini letaknya tidak jauh pula dari rumah saya dan tidak jauh dari Hotel Restu. Namun begitu, untuk menuju ke Hotel Rantina saya harus menyeberang jalan raya. Sekali lagi, saat itu jalanan masih sepi. Saya melihat ada sebuah kendaraan roda empat dari arah belakang saya. Karena itu saya tidak langsung menyebarang jalan tetapi saya berhenti tepat di garis line pembagi arah jalan. Sekali lagi, saya tepat berhenti di tengah jalan tepat di line garis pembagi arah jalan karena memberi kesempatan kepada mobil dari arah belakang saya tadi untuk melaju dulu. Pikir saya saat itu, selesai mobil saya beri kesempatan melaju lebilh dulu saya baru kemudian menyeberang.
Tetapi saya keliru. Mobil yang saya beri kesempatan melaju ternyata justru maju mengarah tepat berada saya berdiri dengan bersandar di sepeda angin. Saya membelakangi mobil itu, tetapi saya bisa melihat bahwa mobil itu benar-benar mengarah ke arah saya. Saya bisa melihat dari sorot lampu mobil itu yang ternyata tidak dibelokkan agar tidak mengarah ke pada saya. Perasaan saya berkata agar mobil itu dibelokkan oleh sopirnya agar tidak mengarah ke saya. "Cepat belokkan mobilmu, karena kalau tidak kamu belokkan pasti akan menabrak saya", begitu pikir saya itu.
Entah mengapa mobil itu tetap saja melaju mengarah ke saya. "Cepat, cepat, cepat belokkan mobilmu karena kalau tidak kamu belokkan pasti menabrak saya", sekali lagi perasaan saya berkata begitu. Saya tidak membalikkan wajah karena itu saya hanya tahu sorot mobil itu dari arah belakang saya. Tidak lama kemudian setelah perasaan saya berharap agar mobil itu dibelokkan arahnya dari saya, kecelakaanpun terjadi. Brak!!! Tidak lama kemudian, saya sudah tidak ingat apa-apa lagi. Yang saya tahu, saya tiba-tiba berada di tempat yang tenang. Tempat yang baru saja saya kunjungi itu berawan, tidak panas namun juga tidak dingin. Tempat itu sejuk, menentramkan, sejahtera, sentosa, aman, damai, dan....sejuk. Saya saat itu sedang posisi duduk sambil menekuk lutut atau kalau dalam sholat disebut duduk diantara sujud.
Angin semilir membawa saya terbang melihat awan putih bersih, dan sangat indah menakjubkan. Saya sempat terbuai terbawa angin itu karena hembusanya yang sangat menyenangkan karena tidak berhembus kencang. Saya mengikuti saja terbawa arus angin lembut itu. Namun setelah beberapa saat saya dibelai angin lembut itu, kesadaran saya muncul. Saya kemudian bertanya kepada diri sendiri, ini alam apa yang kok indah sekali. Begitu selesai bertanya pada diri sendiri, mendadak saya terbangun dan sudah berada di rumah sakit. Saya merasakan kesakitan yang amat sangat ketika berada di rumah sakit. Keadaan itu ternyata berbeda dengan keadaan saat saya berada di awan. Di atas awan saya merasakan hal yang sangat menyenangkan, tetapi berada di rumah sakit saya merasakan tubuh saya sakit sekali. Rupa-rupanya saya telah mengalami kecelakaan, dan dalam insiden tersebut saya mengalami tidak sadarkan diri hingga beberapa waktu. Ya Allah terimakasih atas pemberianMu kesempatan hidup lagi kepadaku.....